Selasa, 30 Desember 2008

Feline Conjunctivitis/Feline Pink Eye

Apakah Feline Conjuntivitis itu?

Feline Conjunctivitis adalah penyakit yang sering dijumpai pada kucing. Hal ini didefinisikan sebagai peradangan pada conjunctiva, selaput merah jambu yang menutupi bagian depan dari bola mata dan bagian dalam dr kelopak mata. Conjunctivitis dapat terjadi pada salah satu atau kedua belah dan meliputi berbagai kondisi kondisi yang menyebabkan peradangan pada conjunctiva, dapat menjadi akut dan kronis, bisa disebabkan oleh infeksi/non infeksi.

Resiko Conjunctivitis

Biasanya conjunctivitis tidak membahayakan jiwa kucing, walaupun demikian pada kasus infeksi tingkat lanjut, organisme dapat menyebar dan mempengaruhi struktur mata sehingga dapat menyebabkan kebutaan. Conjunctivitis dapat merupakan gejala dari penyakit lain yang lebih serius. Seperti pada manusia conjunctivitis dapat menular pada kucing lain kecuali yang disebabkan oleh alergi dan benda asing pada mata tidak dapat menular.

Penyebab Conjunctivitis

  1. Infeksi virus : Feline Herpesvirus type-1, Calicivirus, Reovirus, Feline Immunodeficiency Virus
  2. Feline Chlamydiosis (PR sy nih, harus dibuat setelah ini supaya nyambung)
  3. Infeksi bakteri
  4. Feline Mycoplasma
  5. Alergi : tumbuh2an, serbuk sari bunga
  6. Benda asing di mata : rambut, bulu mata, biji rumput
  7. Luka pada mata : kena cakaran atau benda asing di mata
  8. Keratoconjunctivitis : Mata kering karena kurangnya air mata untuk membasuh mata. Penyebab : trauma, peradangan pada kelenjar conjunctival, saluran air mata dll.
  9. Irritant : asap, uap, debu dll.
  10. Jenis kucing tertentu seperti Persian dapat lahir dengan semacam kelainan pada kelopak mata sehingga bulu mata selalu menyentuh bola mata. Ini merupakan cacat lahir yang dapat memicu conjunctivitis
Gejala Conjunctivitis
  1. Mata merah
  2. Keluar kotoran mata. Hal ini bervariasi tergantung penyebabnya. Bisa berbentuk bening, berair (conjunctivitis krn alergi/irritant), atau lengket, mengandung lendir atau nanah berwarna kuning, abu2, hijau atau merah tua (conjunctivitis bernanah, biasanya terjadi karena infeksi bakteri)
  3. Mata sering berkedip, setengah menutup
  4. Conjunctiva (sering disebut kelopak mata ketiga) berwarna merah, menonjol, mungkin menutupi bola mata dan terlihat jelas. Pada kucing sehat, conjunctiva berwarna merah jambu muda dan tidak terlihat.
  5. Iris mata mungkin berubah warna menjadi lebih pudar
  6. Kucing sering menggosok2 mata dengan kaki depannya
  7. Cenderung menghindari cahaya (tempat/benda yang cahayanya terang)
  8. Beberapa kucing menunjukkan gejala infeksi saluran napas atas, bersin2, hidung berair dll
Kucing dengan conjunctivitis mungkin menunjukkan semua atau beberapa gejala saja.

Diagnosa conjunctivitis

Pemeriksaan cairan/kotoran mata, kultur bakteri (IFA/Immunofluorescent assay), tes darah, cytology, tes DNA (di Indonesia ada nggak ya?) Fluoroscent staining - semacam zat pewarna untuk mencari luka pada kornea

Pengobatan

  • Pada conjunctivitis ringan, mata hanya perlu dibasuh dengan cairan saline. Bisa menggunakan cairan infus NS (Normal Saline).
  • Pada conjunctivitis bernanah, mata dibasahi terlebih dahulu, kemudian dilap dengan cairan hangat untuk menghilangkan nanah yg mengering
  • Tetes mata/salep antibiotik diberikan untuk infeksi bakteri
  • Obat mata yg mengandung fungisida untuk infeksi jamur
  • Obat mata yang mengandung antiviral untuk infeksi virus
  • Obat anti inflamasi/radang untuk kasus alergi
  • Membuang benda asing di mata
  • Pada kucing dengan Herpesvirus tidak dapat disembuhkan. Hanya bisa dikontrol supaya virus tidak semakin berkembang.











Senin, 22 Desember 2008

PLAGUE/PENYAKIT PES

Penyebaran penyakit plague/pes

Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara2 Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.

Jenis2 plague dan gejalanya pada manusia

Ada 3 jenis penyakit plague yaitu:

Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.

Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.

Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.

Binatang yang dapat menjadi pembawa plague

Semua binatang pengerat (tikus, marmut, hamster, tupai, dll), kucing, anjing, kelinci, rusa, kambing dll.

Gejala plague pada kucing

Demam, muntah, diare, kondisi bulu yang buruk, lidah membengkak, luka pada mulut (sariawan), terdapat kotoran pada mata.

Diagnosa plague

Diagnosa dilakukan dengan mengambil cairan dari bubo, dahak (pada pneumonic plague) dan tes darah. Tes darah diulang setelah 10-14 hari.

Pengobatan plague

Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan Streptomycin, Tetracyclin, Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague. Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam diberikan untuk mengurangi rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan darah.

Pencegahan plague

1. Orang2/binatang di sekitar penderita plague harus diobati dg antibiotic selambat2nya 7 hari setelah kontak dg penderita.

3. Memakai sarung tangan, baju panjang, masker, dan goggle (kacamata) pd waktu kontak dg penderita plague

4. Tidak mengijinkan kucing makan tikus, kelinci atau binatang hidup berdarah panas lainnya.

5. Tidak mengijinkan kucing bermain di luar rumah, terutama di daerah yg banyak terdapat sarang tikus.

6. Mengontrol populasi tikus dan kutu di lingkungan anda.

7. Vaksinasi plague apabila akan bepergian ke daerah epidemi plague.


Sabtu, 20 Desember 2008

BARTONELLOSIS/CAT SCRATCH DISEASE

Apakah Cat Scratch Disease (CSD) itu?

Penyakit ini didiagnosa pada manusia pada awal tahun 1900an. Penyakit ini disebabkan infeksi oleh bakteri Bartonella Henselae. Kebanyakan orang terinfeksi CSD setelah digigit atau dicakar kucing. walaupun penyakit ini dianggap penyakit ringan yang dapat sembuh dengan cepat tanpa pengobatan, namun pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi yang cukup serius. Penyakit ini ditemukan juga pada anjing.

Gejala CSD pada manusia

Dalam 7-12 hari bagian yang digigit/dicakar kucing akan terlihat seperti bisul kecil, memerah, melepuh, atau bengkak berisi nanah. Setelah kurang lebih 1-3 minggu kelenjar getah bening akan membengkak. Pada kelenjar getah bening akan membengkak di tempat2 yang dekat dg tempat gigitan/cakaran kucing (contoh : apabila gigitan di lengan, maka kelenjar getah bening di ketiak akan membengkak). Bagian ini mungkin akan terasa sakit bila ditekan. Pembengkakan ini mungkin terjadi untuk beberapa minggu/bulan. Orang yang terinfeksi CSD akan merasakan gejala mirip flu, demam, sakit kepala, nyeri otot dan hilangnya nafsu makan. Sebagian besar orang akan sembuh dalam beberapa minggu, namun 5-15% kasus berkembang ke arah yang lebih serius, misalnya problem jantung, mata, pencernaan dan kulit. Orang2 dengan daya tahan tubuh rendah (pasien transplatasi organ tubuh, penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, pengidap HIV/AIDS) lebih sering terkena komplikasi akibat penyakit CSD ini.

Pengobatan CSD pada manusia

Pengobatan CSD dengan memberikan antibiotik. Terutama bagi orang yang mempunyai kekebalan tubuh rendah, antibiotik ini sangat penting untuk mencegah infeksi sekunder. pengobatan ini mungkin akan dijalankan selama beberapa bulan.

Penyebaran bakteri Bartonella Henselae

Ada pendapat bahwa Bartonella Henselae ditularkan pada kucing oleh kutu kucing (flea). Bartonella Henselae ditemukan dalam jumlah yang signifikan di dalam kotoran (feces) kutu kucing. Feces dilepaskan kutu kucing ke tubuh kucing, dan kucing menjilat dan menggaruk bagian tersebut dengan kukunya. Feces kutu tersebut menempel pada mulut dan kuku kucing. Manusia terinfeksi lewat gigitan dan cakaran kucing. Kucing akan membawa bakteri bartonella selama 18 bulan.

Sejauh ini tidak ada bukti bahwa manusia terinfeksi CSD karena gigitan langsung dari kutu kucing. Hasil riset menunjukkan kucing yang tinggal di daerah hangat dan lembab seperti di Indonesia ini lebih sering terkena kutu. Menurut penelitian, anak kucing (kitten) lebih sering menularkan penyakit ini pada manusia karena mereka sangat suka bermain (menggigit dan mencakar). Anak2 lebih sering terkena penyakit ini dibanding orang dewasa karena anak2 lebih sering bermain kasar dengan kucing.

Gejala pada kucing

Kucing dengan Bartonellosis tidak menunjukkan gejala yang berarti. Apabila ada gejala, biasanya sangat ringan dan akan sembuh tanpa pengobatan, sama seperti pada manusia. Walaupun demikian, hasil studi mengindikasikan mungkin ada hubungan antara penyakit ini dengan beberapa kasus peradangan kronis pada kucing seperti radang gusi (gingivitis), radang perut (stomatitis), IBD (Inflamatorry Bowel Disease), masalah2 pada mata dan UTD (Urinary Tract Disease). Masih diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Mendeteksi Bartonella

Karena sebagian besar kucing tidak menunjukkan gejala, hanya sedikit sekali orang yang meminta tes Bartonella. Orang2 yang berisiko tinggi terkena Bartonella sebaiknya meminta tes untuk memastikan kucingnya bersih dari Bartonella. Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi Bartonella diantaranya kultur darah, PCR (Polymerase Chain Reaction), EIA (Enzyme Aminoassay), IFA (Immunofluoroscent Antibody) dan Western Blot. Konsultasikan dengan dokter hewan tes2 yang mungkin dilakukan di daerah tempat anda tinggal.

Pengobatan Bartonellosis untuk kucing

Bartonella dapat terlihat seolah2 sudah bersih dalam aliran darah kucing, tapi kemudian muncul kembali. Walaupun demikian, pemakaian antibiotik secara rutin untuk pengobatan maupun pencegahan tidak dianjurkan. Dari sekian banyak antibiotik yang sudah diujikan, belum ada yang benar - benar dapat menghilangkan penyakit ini sampai tuntas. Sebagian peneliti menganjurkan Azithromycyn. Pembasmian rutin kutu dan pinjal pada tubuh dan lingkungan sekitar kucing sangat membantu mengatasi penyakit ini. Tes2 lanjutan juga diperlukan untuk memastikan penyakit ini benar2 tuntas.

Mengurangi resiko terkena CSD

  1. Selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar kucing dari kutu dan pinjal.
  2. Hindari bermain kasar dengan kucing terutama dengan anak kucing (kitten)
  3. Segera mencuci bekas gigitan/cakaran kucing dengan sabun dan air yang banyak, selanjutnya diberi salep/cairan antiseptik.
  4. Rutin memotong kuku kucing, jangan dibiarkan panjang & tajam.
  5. Tidak memperbolehkan kucing menjilat luka terbuka di tubuh anda.
  6. Segera ke dokter apabila terdapat tanda2 infeksi pada bekas gigitan/cakaran kucing atau gejala seperti, demam, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, dan letih/lelah.
  7. Orang2 dengan kekebalan tubuh yang rendah dan ingin mengadopsi kucing sebaiknya memilih kucing dewasa dari lingkungan yang bersih dan bebas kutu/pinjal. Sebelum kucing dibawa pulang sebaiknya dites Bartonella terlebih dahulu.




Kamis, 18 Desember 2008

TOXOPLASMA

Artikel ini saya tulis, menanggapi pendapat Dr Boyke Dian Nugraha MARS, di berbagai media terkait toxoplasma dan kucing sbg penyebabnya . Nah, saya jg ngerasa nyesek dan merasa perlu meluruskan pendapat dr dokter pinter si “primadona seminar” ini, dan inilah artikel hasil browsing dan cari2 literatur:

Apakah Toxoplasma itu?

Toxoplasma gondii adalah semacam protozoa yg dapat ditemukan dan menginfeksi hampir semua hewan berdarah panas, baik unggas/burung, mamalia dan manusia. Infeksi yang disebabkan oleh toxoplasma gondii disebut toxoplasmosis. Toxoplasmosis bisa menjadi penyakit yg sangat serius pada manusia. Toxoplasma gondii dapat ditularkan oleh wanita hamil pada janinnya dan menyebabkan cacat bawaan atau keguguran. Toxoplasmosis juga dapat menginfeksi orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, dan menyebabkan beberapa penyakit pada orang yg sedang menjalani kemoterapi atau terinfeksi AIDS.

Bagaimana penyebaran toxoplasma gondii?

Kucing adalah satu2nya inang primer dari toxoplasma gondii. Kucing adalah satu2nya mamalia yang fecesnya dilewati oleh toxoplasma gondii. Di tubuh kucing, toxoplasma gondii yang telah berkembang biak hidup di dalam usus kucing dan kista (seperti telur) keluar dari tubuh kucing melalui feces (pup kucing). Ookista ini harus berada di luar tubuh kucing selama 1-5 hari sebelum menginfeksi. Hal yang penting diingat ketika kita mendiskusikan pencegahan penyakit ini, kucing hanya menularkan toxoplasma gondii lewat fecesnya beberapa minggu setelah kucing terinfeksi. Ookista dapat bertahan beberapa tahun di luar dan kebal terhadap sebagian besar desinfektan.

Kista tersebut tertelan oleh inang perantara seperti tikus, anjing, burung, kambing, sapi, ayam, babi dsb (lewat tumbuhan yg terkena feces kucing, atau tanah yg debunya mengandung kista toxoplasma gondii) dsb dan bermigrasi ke otot dan otak binatang. Ketika kucing memakan daging binatang tersebut dalam keadaan mentah, parasit masuk kembali ke dalam usus kucing, demikianlah siklus hidup toxoplasma gondii.

Singkatnya, penyebab utama dari toxoplasmosis bagi kucing adalah daging binatang yg tidak dimasak matang, mangsa yg terinfeksi toxoplasma gondii, atau tertular sewaktu dalam kandungan induknya, atau melalui air susu induknya. Pada binatang berdarah panas, toxoplasma gondii dapat menyebar lewat uterus (melewati placenta) selain itu, toxoplasma gondii jg menyebar melalui susu induk binatang. Manusia, anjing, dan mamalia lainnya terinfeksi melalui daging binatang, susu mentah (tidak dimasak matang) dari kambing/sapi yg terinfeksi, dan feces kucing yang tidak sengaja menempel di tangan atau masuk ke mulut manusia melalui makanan. Kecoa dan lalat dapat juga menjadi perantara penyebaran toxoplasma gondii karena membawa mungkin membawa sisa2 feces kucing di tubuh mereka.

Apakah toxoplasma gondii menyebabkan penyakit pada kucing?

Toxoplasma gondii menyebabkan penyakit pada kucing. Ciri2 toxoplasma pada kucing adalah ciri2 non spesifik seperti demam, hilangnya nafsu makan, dan depresi. Gejala lanjutan mungkin muncul tergantung pada seberapa parah infeksi dan bagian tubuh mana toxoplasma gondii menginfeksi. Apabila toxoplasma menginfeksi bagian mata, akan terdapat radang mata, kalau di paru2 peneumonia (radang paru2), pada jantung arrhythmia (variasi dari detak jantung notrmal), pada saluran pencernaan muntah, diare, sakit perut, kuning (jaundice), pada system syaraf kelumpuhan dan hilangnya fungsi syaraf, pada otot cara berjalan kaku dan massa otot berkurang. Pada kucing hamil, anak kucing mungkin dilahirkan dalam keadaan mati atau sakit.

Seperti halnya manusia, penyakit ini lebih banyak menyerang binatang dg kekebalan tubuh yg rendah. Kucing dengan toxoplasmosis harus diperiksa juga untuk infeksi2 virus seperti Feline Leukimia Virus (FeLV), Feline Immunodeficiency Virus (FIV), dan Feline Infectious Peritonitis (FIP).

Bagaimana mendiagonosa toxoplasmosis pada kucing?

Toxoplasmosis didiagnosa dengan mengukur antibody terhadap toxoplasma gondii dalam darah. Kadang2 kista ditemukan dalam feces, tapi hal ini sulit dipastikan karena bentuk toxoplasma gondii hampir sama dengan parasit lain, jadi sulit untuk menetukan diagnosa dr feces. Selain itu, kucing mengeluarkan toxoplasma lewat feces hanya pada periode yg sangat pendek, 2-3 minggu saja, seringkali malah tidak mengeluarkan kista di feces sama sekali pada waktu gejala muncul.

Bagaimana mengobati kucing yg terinfeksi toxoplasma gondii?

Pengobatan dg antibiotic Clindamycin. Obat lain yg digunakan Pyremethamine dan Trimerthoprim/sulfiadiazine (Tribrissen). Sekitar 60% hewan dapat pulih kembali dengan pengobatan ini. Tapi pemulihan akan lebih sulit pada hewan2 yang masih kecil dan mempunyai penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuhnya.

Bagaimana mencegah kucing terkena toxoplasmosis?

Kucing tidak boleh makan daging dan tulang mentah, tidak boleh makan dan mengorek2 tempat sampah. Tidak boleh minum susu binatang yang tidak dipasteurisasi (dimasak). Kucing tidak boleh dibiarkan berkeliaran di luar rumah atau kebun karena bisa terinfeksi toxoplasma gondii apabila memakan burung, tikus hidup tau terkena tanah yang mengandung ookista toxoplasma gondii. Pastikan kucing selalu berada di dalam rumah dan tidak ada kontak dengan tanah. Bersihkan kotak pasir kucing (litter box) setiap hari dengan baik. Feces di flush di toilet, dibakar atau disiram air mendidih. Litter box harus selalu dibersihkan dan disiram air mendidih. Toxoplasma gondii akan mati pada suhu diatas 70C.

Gejala dan tanda2 toxoplasmosis pada manusia

Manusia dapat terinfeksi sejak dalam kandungan atau secara tidak sengaja menelan ookista toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii melewati uterus ibu hamil yang terinfeksi toxoplasmosis dan menyerang janinnya. Toxoplamosis pada awal2 masa kehamilan menyebabkan keguguran janin. Pada 10-24 minggu usia kehamilan, mungkin mendapatkan cacat lahir yang serius seperti kebutaan, hydrocephalus (kepala besar berisi cairan), dan keterbelakangan mental. Wanita hamil yg terinfeksi toxoplasmosis hampir tidak menunjukkan gejala. 60% ibu hamil akan menularkan penyakit ini ke bayinya.

Pada manusia yang terinfeksi lewat makanan/ookista yg tertelan gejalanya demam, lesu, pembesaran kelenjar getah bening. Dan gejala yg mungkin namun jarang terjadi adalah peradangan pada hati. Diagnosa toxoplasmosis didasarkan pada hasil tes darah.

Anggapan umum dan fakta tentang toxoplasma

Kucing adalah satu2nya penyebab toxoplasma

Seperti telah dijelaskan diatas, kucing bukan satu2nya penyebab toxoplasma. Orang lebih banyak terkena toxoplasmosis karena makan daging steak yang dimasak rare atau medium, sate, barbeque, buah2an atau lalapan yang tidak dicuci bersih, atau susu yang tidak dipasteurisasi.

Memegang atau membelai bulu kucing atau menghirup bulu kucing yang terkena toxoplasmosis dapat menular ke manusia.

Ookista toxoplasma gondii tidak bisa menempel di bulu kucing. Kucing, rutin mandi (menjilati dirinya) lebih dari sekali dalam 1 hari, hal ini akan secara menyeluruh menghapus semua ookista di bulunya sebelum ookista bisa menginfeksi mahluk lainnya.

Toxoplasma dapat menular lewat gigitan dan cakaran kucing

Nah, ini lagi mitos dodol. Toxoplasmosis tidak menular lewat gigitan dan cakaran kucing.

Adakah resiko kesehatan bagi manusia apabila kucingnya terinfeksi toxoplasmosis?

Tidak seperti anggapan orang selama ini, kucing yang hasil tesnya positif mungkin lebih aman daripada kucing dg hasil tes negatif. Mengapa? Kucing dengan hasil tes positif pernah terinfeksi toxoplasmosis. Kucing akan mengembangkan immunitas/kekebalan yg sangat kuat, yang berarti mereka tidak akan terinfeksi dan menyebarkan ookista toxoplasma setidaknya selama setahun. Beberapa kucing yang telah terinfeksi dapat mempertahanakan imunitasnya sampai 6 tahun. Kucing dengan hasil tes negatif tidak mempunya kekebalan terhadap toxoplasma gondii. Apabila terinfeksi, mereka masih dapat menyebarkan ookista toxoplasma gondii.

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah toxoplasmosis?

  1. Jangan makan daging yang tidak dimasak matang. Daging harus dimasak pada suhu 70C sekurang2nya 20 menit.
  2. Jangan minum susu yang tidak dimasak/dipasteurisasi
  3. Jangan makan sayuran/buah2an yang tidak dicuci dengan benar & bersih
  4. Cuci tangan, meja/talenan dan peralatan dapur dengan air hangat dan sabun setelah mengolah daging mentah.
  5. Pakailah sarung tangan karet pada waktu berkebun, cuci tangan dg sabun setelahnya.
  6. Cuci tangan sebelum makan.
  7. Kotak pasir tempat anak2 bermain di halaman harus ditutup bila tidak digunakan
  8. Jangan minum air mentah kecuali sudah direbus mendidih.
  9. Jangan memberikan daging mentah atau tidak matang kepada kucing anda. Jangan memberikan susu yang tidak dipasteurisasi.
  10. Jangan membiarkan kucing berkeliaran di luar rumah atau berburu binatang berdarah panas.
  11. Pakailah sarung tangan karet dan masker dan scoop pada waktu membersihkan litterbox. Cuci tangan setelahnya.
  12. Bersihkan dan buang feces kucing dari litterbox setiap hari, flush feces di toilet, siram air panas atau dibakar. Siram dan bersihkan litterbox dan scoopnya dg air mendidih.
  13. Kontrol populasi tikus, kecoa, lalat dan inang perantara toxoplasma gondii laiannya.
  14. Wanita hamil dan orang2 dg system imunitas yg rendah seperti terinfeksi HIV atau sedang mendapat pengobatan kemoterapi tidak boleh membersihkan litterbox.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan membuka mata kita semua bahwa kucing " bukan satu2nya penyebab toxoplasmosis". Dan mematahkan anggapan2 tidak berdasar yang diyakini sebagian besar masyarakat kita selama ini. Semoga tidak ada lagi orang yang membuang kucingnya ke jalanan karena takut terkena toxoplasma. Semoga tidak ada lagi orang pinter yang ngomong di berbagai media dan memberi pemahaman yang salah kepada masyarakat luas. Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitar kita dan waspada dan berhati2 terhadap apa yang kita makan adalah pencegahan yang paling efektif terhadap penyakit ini.




Selasa, 08 April 2008

Kisah Si Cantik Cindy


Mungkin ada pertanyaan piara kucing kok banyak2 apa mau diternak? Nggak ternak jg sih, infact saat ini nggak ada niat untuk melepas mrk psd siapapun. Hehehe, ada ceritanya knp jadi segini banyak. Cerita tentang Cindy dulu yah…Kucing pertama yg ku dopsi Cindy, adalah cinta pertamaku pada dunia kucing. Gara2 ngiler adikku adopsi kucing, eh ngotot banget pingin punya kucing. Kalo dipikir2 nekat juga, nggak tahu apa2 tentang kucing bulu panjang, cm berbekal satu buku referensi, yg belom abis dibaca& iseng2 cari referensi di internet (asli, nggak serius2 amat bacanya) jrengggg.. tau2 udah berangkat ke neneknya Cindy. Sampai disana kita nggak dikasih masuk ke tempat piara kucingnya (saya belum tau cek kebersihan tempat, kesehatan & cara pembiak memelihara kucing harusnya menjadi pertimbangan yg cukup penting dalam membeli ah…dodol jg nih). Cindy kecil yg bulat seperti bola bulu & matanya yg bulat besar, cantik lah pokoknya.

Udah deh, tanpa ba bi bu langsung nanya “Berapa harganya bu?. “Lima ratus ribu mbak” (Gileeeee di tempat lain dijual 1 juta). “Bisa kurang bu?”. “Aduh nggak bisa mbak, harga pas, kalo nggak mau, nanti sore jg ada yg mau ambil dia”. Whew, nggak rela dong si kecil cantik itu diambil orang lain. Cengar cengir juga saya tanya “Udah vaksin belom bu?” “Ya belomlah mbak, masa harga segitu minta vaksin juga?” kata si Ibu. “Iya jg ya…masuk akal” pikirku. Hmmm ya udah deh “Oke bu, sy bawa kucingnya ya”. Iya mbak, jangan lupa dia makan X kering & susu merk Y”.

Eng…ing…eeeeeeng…langsung ke petshop & supermarket beli2 keperluannya Cindy. Kandang 90x60 cm, warna pink centil, bowl makan & minum warna pink, kotak pasir biru (hmmm gak matching, tp nggak ada yg lain, pasrah deh), pasir zeolit, handuk buat alas bobok, bantal, shampoo, bedak, sisir brush, sisir comb, baby oil dll…dll, pokoknya beli2 ikutin apa kata bukunya Nggak sadar tiba2 penuh aja tu mobil, upps! Nggak sadar udah kebablasan bela beli, hihihi..

Pulang? Belum tuh….kata buku cek ke dokter dulu itu penting. Okay deh eng..ing..eeeeeng…. episode dokter hewan nih. “Siang dok” “Hai mbak….ihh cantik amat kucingnya. Cuppp…cupppp…hihihi lumayan, si Cindy dapet ciuman dr dokter cantik yg ternyata punya banyak kucing juga. “Periksa dulu ya..”….Bu dokter dengan sigap memasukkan thermometer ke duburnya (hihihi marah2 si Cindy, kecil2 udah judes) “Suhunya normal mbak” katanya. Selanjutnya bu Dokter ambil cairan dubur & kotoran telinga, diperiksa di mikroskop. “Wah mbak, untungnya ini nggak cacingan, tp ada bakteri (lupa dia bilang apa namanya waktu itu, cantik sih nama bakterinya hehehe) & earmites di telinganya cukup banyak” kt bu dokter. “Deg…deg…deg…(harap2 cemas) “Nggak bahaya kan Dok, itu sebabnya apa?” “Biasanya minum air mentah mbak, kalo kasi minum air mateng ya.. Sebenernya nggak gt bahaya sih, cm harus telaten aja & harus bener2 sembuh supaya bisa vaksin, kucingnya umur berapa mbak?”. .tanya bu Dokter.

Masya Allah……saking senengnya sampe lupa nggak nanya umurnya berapa. Tp gpp lah bs telpon pembiaknya ini. Langsung telpon saat itu juga. “Assalamu’alaikum bu…maaf tadi saya lupa tanya, kucingnya umur berapa?”. “Wah mbak, saya lupa dia lahir kapan Oktober, Nopember, Apa Desember ya?” Gubrakkkk…puyeng deh.”Bu, sy perlu tau umurnya berapa buat nentuin tanggal vaksin.”. Diem sebentar…mungkin lg inget2, “Maaf mbak, saya juga lupa dikira2 aja ya, mungkin 2 bulan”. Ya udah, sy pikir pastinya dokter bs mengira2 dia umur brp, gak pa2 lah…”Dok, kata yang jual mungkin 2 bulan. “Kayanya belum deh mbak, (sambil mengamati Cindy) masih kecil banget, mudah2an bisa bertahan ya nak….kasihan kamu” kata bu Dokter, mukanya kelihatan sedih.. “Loh dok? Emang kenapa? Kok dokter bilang gitu?” Takuuut banget kalo ada apa2 nantinya sm Cindy. “Biasanya anak kucing dipisahkan dari induk setelah usia sapih mbak, umur 2 bulanan, lebih bagus kalau 3 bulan. Selain sudah nggak tergantung susu induknya, psikologis juga udah siap, lebih mudah beradaptasi & nggak mudah stress, sebenernya lebih aman mengadopsi kucing yg lebih besar umur 6 bulanan gitu mbak, imunitasnya juga sudah baik”. Tuing tuing….seketika rasanya banyak burung yg menari2 di kepala saya, duh nyesel banget kenapa baca bukunya nggak selesai, kenapa cari infonya asal2an, kenapa nggak nanya2 dulu ke orang yg tau kucing sebelum beli, kenapa….kenapa ….. kenapa….

Jadilah si Cindy nyampai di rumah, sementara belom boleh masuk kamar dulu nunggu earmitesnya sembuh. Biar nggak ngeong2 nyari temen, di kandangnya saya masukkin boneka kucing yg berbulu2 haa…aman deh, semaleman dia tenang & asyik main bonekanya. Selanjutnya, mulailah perjuangan saya dg kutu telinga & bakteri dari air mentah. Kutu telinga hilang lebih cepet, 2 ato 3 mingguan gitu, nah si bakteri ini buandelll banget. Bolak balik ke dokter belum sembuh juga, belum kelar dengan bakteri Cindy kena diare. Ternyata ya, ini akibat makan kebanyakan hahaha….baru tau kalo makanannya harus ditakar. Akhirnya setelah sebulanan lebih bolak balik ke dokter, Cindy dinyatakan sembuh.

Legaaaaa banget rasanya, selesai sudah pergulatan sengit untuk memasukkan obat ke mulutnya (belakangan baru tau ini bikin dia trauma sm obat, hehehe). Dan jadilah dia divaksin. Belom lama divaksin, mulai muncul keanehan di kulitnya, bulunya rontok, menipis di beberapa bagian bulet2 memerah. Ya ke dokter lagi deh, ketemu lagi sm bu Dokter cantik. “Oh, ini namanya ring worm mbak, semacam jamur tp hati2 ya, bs menular ke manusia.” “Duhhhh kapan selesainya ni penyakit” saya membatin “ Setiap habis ngobatin jangan lupa cuci tangan & pakai desinfektan, o ya ,kucingnya dikasi makan apa mbak?” “Pake X kering dan susu Y dok….Disuruh pakai itu sm penjualnya.” Jawab saya pede. “ Mbak, saya menyarankan dia dikasi makanan yg lbh lengkap komposisi gizinya, kalau makanan nggak bagus emang gini akibatnya, daya tahan kurang bagus & mudah terserang jamur. Susunya jangan pakai Y, ada laktosanya, kali itu juga yg bikin sering diare, beli yg khusus buat kucing” Wah, sampai melongo deh…betapa aku ngerasa lebih bersalah lagi karena nggak punya pengetahuan yang cukup buat memelihara kucing. Untung bu Dokter berbaik hati merekomendasikan merek2 yang bagus buat kucing, akhirnya beli juga sih, walopun cukup menguras kantong, yg penting kucing sehat, hehehe…

Sejak peristiwa itu jadi rajin tanya2, browsing sana sini, beli2 buku tentang kucing (hal yg mestinya udah kulakukan sebelum adopsi, hehehe dudul deh..). Ternyata di kemudian hari saya ketemu dengan banyak teman2 yg senasib, ngebet adopsi, tapi nggak tau sama sekali tentang kucing. Nggak tau kalo sakit diapain, nggak tau kalau makanan & perawatan kucing mahal, nggak tau klo grooming itu ribet, nggak tau klo kita harus punya waktu yang cukup untuk berinteraksi & bermain2 dg mereka, nggak nyadar kalo piara kucing nggak sekedar piara, diuyel2 dikasi makan dah....selesai tugas kita hari ini. Beruntung krn Cindy bisa survive & tumbuh sehat sampai saat ini, tapi banyak kucing teman2 yg tidak bs bertahan. Miris & sedih kalau denger ada kucing yg harus direlakan pergi...Sebaiknya memang kita mempunyai pengetahuan yang cukup sebelum memelihara kucing, karena ternyata memelihara kucing kecil sama sekali tidak gampang. Sebaiknya lebih berhati2 kalau mengadopsi kucing, ajak Drh ke cattery untuk cek kesehatan kucing yg akan diadopsi. Aku juga mendadak jadi cerewet tanya ini itu, cek fisik, kulit mata, mulut dll. Yg jelas, kapok beli kucing di sembarang tempat, hehehe....cape dehhh...Semoga kisah ini membawa hikmah bagi kita semua.


Kenalan dulu ahhhhh...

Haaaaa…..akhirnya kesampaian juga nulis diblog. Setelah ditagih berbulan2 tulisannya sama mas Heru (maapppp..) jadi juga nih blog. Maap sodara2 ini penulisnya super duper gaptek, jadi mesti pake ngerepotin orang lain buat bikin blog, hehehe….

Hm mulai dr apa yah…saya ibu dari 6 anak. Ini nih belahan2 jiwa saya : satu orang anak kaki 2 namanya Gala 9 thn & 5 ekor anak kaki empat. Cindy 18 bln (silver tabby & white- female) Romeo, 11 bln (Solid White-male), Chelsea 11 bulan (Crème Point-male), Chokey 11 bulan (red tabby-male), & si bontot Emily 5 bulan (blue tortie- female). Kami menganggap kucing2 cantik & ganteng ini bagian dr keluarga besar…& mereka bener2 menjadi anak, adik, sahabat yang sangat menyenangkan dan membuat kehidupan kami menjadi lebih “berwarna”.Sampai saat ini saya bersyukur kepada Allah SWT diberi kepercayaan merawat kucing yg cantik2 & ganteng2, manja & mudah dihandle. Benar2 hidup yg indah & menyenangkan!