Kamis, 16 April 2009

Feline Infectious Peritonitis (FIP)

Sekilas tentang FIP

Feline Infectious Peritonitis adalah infeksi yg disebabkan oleh virus bernama Feline Coronavirus (FCoV). Sebagian besar strain dari virus ini tidak mematikan, tidak menyebabkan penyakit dan dinamakan feline enteric coronavirus. Kucing yang terinfeksi coronavirus sebagian besar tidak menunjukkan gejala pada masa awal inisiasi virus ini. Kucing terinfeksi, melepaskan FCoV dalam 1 atau 2 bulan, membentuk imunitas, mengeliminasi virus dan hidup berbahagia sesudahnya.

Tetapi antara 5-10% kucing, dikarenakan mutasi virus atau rendahnya daya tahan tubuh, infeksi ini berkembang menjadi FIP klinis. Virus ini selanjutnya disebut Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV). FIPV menginfeksi sel darah putih, sel ini menyebarkan virus ke seluruh tubuh kucing. Peradangan serius akan terjadi di sekeliling pembuluh darah di dalam jaringan tubuh dimana sel tersebut berada, biasanya di perut, ginjal dan otak. Sekali kucing terkena FIP klinis melibatkan satu atau lebih system dalam tubuh kucing, penyakit ini akan berkembang dan selalu berakibat fatal. Gejala klinis yg diderita kucing tergantung pada pembuluh darah di bagian mana yang rusak dan organ tubuh di bagian mana yang disuplai pembuluh darah tersebut.

Penularan FIP

FCoV sangat mudah menular, menginfeksi hampir semua kucing di sekitarnya. Penyebab utamanya adalah feses (kotoran) kucing yg telah terinfeksi. Kucing sehat terinfeksi karena berbagi litter box (kotak kotoran) dengan kucing yg terinfeksi. Sebab penularan lainnya kemungkinan dari serpihan feces yg menempel pada sepatu, baju, tangan pemilik atau litter scoop ( serok kotoran). Kucing sehat akan menelan serpihan tersebut ketika sedang grooming (menjilat2 bulu) atau mungkin partikel2 feses mengkontaminasi makanan.

FCoV kadang2 dilepaskan dari air liur, berbagi mangkuk makanan, Mutual grooming (saling menjilat) atau terkena bersin dapat menularkan infeksi ini. FCoV tidak pernah melewati plasenta, sebagian besar anak kucing terinfeksi setelah berumur 5-7 minggu ketika antibodi yg mereka terima dari air susu induknya mulai berkurang.

Gejala FIP

Kucing yg terinfeksi FCoV sering tidak menunjukkan gejala. Beberapa kucing menunjukkan gejala infeksi pernafasan ringan seperti bersin, mata berair dan pilek. Kucing yg lain mungkin menunjukkan penyakit pencernaan ringan seperti diare. Hanya sebagian kecil kucing yg terkena FCoV yg berkembang menjadi FIP klinis. Secara umum pada awalnya kucing akan menunjukkan gejala yg tidak spesifik seperti hilang nafsu makan, berat badan turun, depresi, bulu kusam dan kasar, dan demam.

Gejala klinis yang perlu diwaspadai diantaranya berat badan turun, demam yang terjadi terus menerus dan tidak bisa sembuh dengan antibiotik, menolak makan, kucing terlihat lebih malas dari biasanya, perut yang tiba2 membengkak (asites), terjadi perubahan warna pada iris mata, kucing sulit bernafas (bernafas lewat mulut), kucing kejang mendadak, kehilangan keseimbangan, canggung, dan perangainya berubah.

Apabila anda pembiak kucing, waspadai kemungkinan FCoV terjadi pada anak kucing anda apabila tidak seimbang besarnya pada waktu dilahirkan, diare pada minggu ke 5 – 7 setelah dilahirkan, bersin dan keluar kotoran pada mata.

FIP basah (effusive FIP) dan FIP kering (non effusive FIP)

FIP basah adalah bentuk akut dari FIP, dimana banyak pembuluh darah rusak dan cairan mengalir ke perut dan thorax. Apabila pembuluh darah di perut yang rusak, perut akan membengkak dan berisi cairan yg disebut asites. Apabila pembuluh darah di thorax yang rusak maka cairan mengalir ke dada dan menekan paru2, menyebabkan kucing sulit bernafas.

FIP kering adalah bentuk yg lebih kronis dari penyakit ini. Gejala penyakit pada FIP kering hanya terlihat samar2 saja seperti menolak makan, bulu kusam, turunnya berat badan. Banyak kucing dengan FIP menjadi kuning (icteric), kalau anda melihat kelopak mata bagian dalam akan terlihat kuning, kalau kucing memiliki warna hidung yg pucat, hidung akan terlihat kuning.

Banyak kucing dg FIP kering menunjukkan perubahan warna mata, biasanya pada iris mata yg terlihat berwarna coklat (bagian berwarna pada mata disekeliling pupil mata). Kucing mungkin mengalami pendarahan pada mata atau muncul selaput putih pada mata. Sekitar 12% kucing dengan FIP kering menunjukkan gejala gangguan syaraf, hilang keseimbangan (terhuyung2/jatuh pada waktu berjalan), kepala bergetar, mata akan bergerak cepat dari sisi yang satu ke sisi yang lain (tidak fokus).

Diagnosa FIP

  1. ELISA, IFA dan tes netralisasi virus dapat mendeteksi adanya FCoV pada kucing, tetapi tes ini tidak dapat membedakan macam2 strain dari FCoV. Hasil positip hanya menunjukkan bahwa kucing pernah terinfeksi FCoV tetapi bukan virus penyebab FIP. Kucing yg sehat dengan titer antibodi tinggi bukan berarti pembawa dan penyebab FIP dibanding dg kucing yg titer rendah. Kucing sehat dg titer tinggi akan aman dari kemungkinan menderita FIP di kemudian hari.
  2. Tes lain yg sedang dikembangkan untuk mendeteksi virus ini adalah tes immunoperoxidase. Tes ini mendeteksi sel yang terinfeksi virus di dalam jaringan tubuh, tetapi tetap diperlukan biopsy dari jaringan yg terinfeksi diperlukan untuk evaluasi ulang.
  3. Tes antigen lainnya menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi material genetic virus pada jaringan atau cairan darah. Tetapi tes ini hanya bisa mendeteksi FCoV secara umum, bukan virus penyebab FIP.
  4. Sampai saat ini, tidak ada cara untuk mendiagnosa FIP pada kucing sehat, satu2nya jalan adalah dengan biopsy atau analisa jaringan pada saat autopsy. Secara umum, dokter hewan mungkin akan menggunakan diagnosa dugaan yg dapat dibuat dengan keyakinan yg tinggi dengan cara mengevaluasi sejarah kucing tersebut, gejala yang muncul, menganalisa cairan (kalau ada) dan hasil dari laboratoorium termasuk titer antibody Coronavirus yg hasilnya positip.
Dapatkah FIP disembuhkan?

Sayangnya, tidak ada obat atau pengobatan yang efektif untuk FIP pada saat ini. Pengobatan hanya bisa memperpanjang umur kucing, tidak bisa menyembuhkan. FIP selalu berakibat fatal. Pengobatan hanya beruba perawatan suportif seperti perawatan yang baik, nutrisi, dan meringankan peradangan. Kucing dengan FIP sering diberi pengobatan dg corticosteroid, obat2an cytotoxic, dan atibiotik. Perawatan supportive termasuk terapi cairan, menyedot akumulasi cairan, dan tranfusi darah.

Pencegahan FIP

  1. Menjaga kucing selalu dalam kondisi sesehat mungkin, dan meminimalkan kontak dg kucing yg membawa FIP.
  2. Litter box harus dibersihkan setiap hari, box harus dibersihkan secara menyeluruh dan diberi desinfektan secara teratur.
  3. Mengkarantina kucing baru dan kucing yang dicurigai membawa FIP di ruang terpisah
  4. Mencegah populasi kucing yg terlalu padat.
  5. Memberikan vaksin secara teratur.
  6. Memberikan nutrisi yang baik dan layak untuk kucing.
  7. Vaksin yang terdaftar saat ini adalah Primucell FIP produksi Pfizer Animal Health (belum ada di Indonesia), tetapi vaksin ini tidak terlalu efektif mencegah FIP. Vaksin ini juga tidak direkomendasikan secara umum oleh American Association of Feline Practitioners Feline Vaccine Advisory Panel. Vaksin ini diberikan secara intranasal pada kucing berumur minimal 16 bulan
Sumber vet.cornell.edu, dr-addie.com, dari berbagai sumber