Senin, 12 April 2010

JADILAH PEMILIK YANG BERTANGGUNG JAWAB!

Setelah sekian lama vakum menulis karena kepergian my beloved Prince, well, here I am, menulis dan menulis lagi, untuk berbagi dengan teman2 catlovers. Sudah lama sekali saya ingin menulis topik ini, dan baru hari dapet mood untuk menulis lagi. Semoga bisa membuka hati teman2 yg membaca artikel ini.

Saya dan teman2 yang sama2 bergerak di organisasi/klub/perkumpulan/forum yang memperjuangkan kesejahteraan dan penyelamat kucing sangat sering menemui pemilik kucing yg enggan mensteril kucingnya dg 1001 macam alasan. Steril kucing, dimanapun topik itu dibuka selalu menimbulkan pro dan kontra. Tidak jarang juga menimbulkan perdebatan seru, bahkan pertengkaran, hehehehe… Belom lagi yg ribet bawa2 agama segala. Fiuhhh, ampyun dehhh.. Kalau saja kita mau membuka mata dan melihat di sekeliling kita, faktanya, populasi kucing sudah sangat mengkhawatirkan. Bisakah kita sebutkan dimana saja kita “TIDAK BERTEMU” kucing? Di sekitar rumah, pasar, di jalan, warung, rumah sakit, lapangan, di mall? Bisa dipastikan kemana saja kita pergi, pasti kita akan bertemu kucing.

Berikut beberapa kondisi2 yg sering saya temui di forum kucing yg kebetulan sy moderatori:

  • Kucing2 yang dibunuh, disiksa, dibacok, disiram air panas krn nyolong makanan atau pup di halaman orang dan sebagian ditembak hanya untuk bersenang2, ada yg dibunuh utk makanan lele, anak2 kucing yg dibuang pemiliknya sebelum masa sapih (beberapa bahkan masih bayi merah, belum bisa membuka mata dan mencari makan sendiri), hampir selalu jadi “hot issue” di forum.
  • Kekhawatiran masyarakat sehubungan dg penyebaran penyakit oleh kucing liar (rabies, toxoplasma, dsb)
  • Penyayang2 kucing yg setengahnya “diperas” terpaksa memelihara kucing yg dibuang ke halaman rumah mereka oleh orang2 yang tidak bertanggungjawab atau karena kucing teman yang membutuhkan rumah, atau anggota keluarga yg mengancam akan membuang kucing kalau tidak segera diadopsi, tiba2 saja ada yg katanya keluarganya allergi kucing setelah piara kucing selama beberapa tahun (hehehe), mau dengar yg lebih ekstrim? Help! Siapa yang mau adopsi kucing2ku? Kalau tidak ada yg mau adopsi aku euthanasia (dibunuh dg suntikan-red) aja. Gila nggak sih? Sedih, setengahnya ketawa pahit dan getir denger macem2 alasan dari pemilik2 yang sudah bingung mau mengenyahkan kucing dr rumah2/lingkungan sekitar mereka.
  • Banyak pemilik yg tidak mau mensteril kucingnya dan tetap nekat membiakkan kucingnya karena yakin penyayang kucing dan para “pejuang” kesejahteraan kucing akan selalu membantu mengadopsi/mencarikan rumah baru/shelter untuk anak2 kucing malang tsb. Dan malangnya lagi, tidak semua anak2 kucing ini menemukan rumah yg tepat. Beberapa berakhir dg sakit parah, bahkan mati krn tidak dirawat dg semestinya. Sudah semua? Belum tuh, banyak juga kucing yg dibuang lagi ke jalan oleh pemilik barunya dg macem2 alasan, dari kucingnya galak, nggak sengaja lepas, ortunya ngambek, dan segambreng alasan lainnya.
  • Iseng, coba2 mengawinkan kucing Persia hidung pesek dg kucing kampung dg harapan bisa mendapatkan anak kucing berbulu panjang. Dapet ide brillian dan kreatif nih ya, cukup beli 1 kucing Persia jantan/betina untuk menghasilkan anakan Persia. Kawinin ajalah sama kucing kampung, toh sama2 kucing ini. Hasilnya? Kucing mancung muka lokal berbulu pendek, tapi buntutnya (bisa) agak panjang bulunya, kalo apes ya keluar lokal sampai buntut2nya jg. Nahhh apa yg mereka bilang supaya kucing Perpung (Persia-Kampung hihihi) laku diadopsi orang? Ini kucing Anggora loh… Ck..Ck..Ck… Pinternyaaaaaa….. Super kreatif! Professor aja kalah pinter tuh… Seumur-umur di Indonesia BELUM PERNAH ADA KUCING ANGGORA. Belum ada data dr organisasi kucing manapun di Indonesia bahwa ada orang/cattery Indonesia yg membiakkan/mengimport kucing Anggora. Udah ya, abis ini jangan ada lagi yg ketipu beli/adopsi Anggora2an. Awas ya, kalau masih ketipu juga! Hehehe…
  • Dan masih banyak lagi cerita2 mengenaskan yang kalau ditulis biar tangan sampe keriting nggak bakal selesai juga..
Nah, sekarang apakah kita akan membiarkan kucing2 kita dan anak2 yg dilahirkannya merepotkan diri sendiri, keluarga, orang lain dan masyarakat? Sudahkah kita menjadi pemilik yg bertanggung jawab, rela dan mau menanggung semua konsekwensi yg timbul akibat perbuatan kita membiakkan kucing2 yg pada akhirnya tidak kita inginkan? Kalaupun pada akhirnya kita memutuskan untuk tidak membebankan kesalahan kita pada siapapun atau mungkin tidak ada yg berminat mangadopsi anakan kucing kita, dan akhirnya kita putuskan, biarlah si kucing mencari makan sendiri di luar, buang deket pasar ajalah, biar cari makannya gampang. Kalau kemudian hari timbul wabah penyakit krn kucing liar spt misalnya rabies yg mematikan bagi manusia, apakah kita tidak menanggung dosanya? Apakah dg mudah kita membenarkan diri sendiri dan menyebutnya sebuah kelalaian atau kekhilafan?

Saya himbau lagi teman2 untuk merenungkan, dan memutuskan yang terbaik. Saya tidak mempunyai hak untuk memaksa teman2 semua mensteril kucing2 peliharaan. Pilih steril untuk kemashalatan bersama, atau membiakkan kucing yg tidak diinginkan anakannya dan akhirnya merepotkan diri sendiri dan masyarakat luas. Biarkan hati nurani yang bicara dan bukan egoisme semata.

Pada artikel selanjutnya nanti akan saya tulis mengenai manfaat sterilisasi bagi kucing2 kesayangan kita. Tapi nggak sekarang yaaaaa… Cuapekkkk banget abis muter2 survey gedung buat bikin anggaran cat show. Nite2 friendsssssss!!!!!

Kamis, 16 April 2009

Feline Infectious Peritonitis (FIP)

Sekilas tentang FIP

Feline Infectious Peritonitis adalah infeksi yg disebabkan oleh virus bernama Feline Coronavirus (FCoV). Sebagian besar strain dari virus ini tidak mematikan, tidak menyebabkan penyakit dan dinamakan feline enteric coronavirus. Kucing yang terinfeksi coronavirus sebagian besar tidak menunjukkan gejala pada masa awal inisiasi virus ini. Kucing terinfeksi, melepaskan FCoV dalam 1 atau 2 bulan, membentuk imunitas, mengeliminasi virus dan hidup berbahagia sesudahnya.

Tetapi antara 5-10% kucing, dikarenakan mutasi virus atau rendahnya daya tahan tubuh, infeksi ini berkembang menjadi FIP klinis. Virus ini selanjutnya disebut Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV). FIPV menginfeksi sel darah putih, sel ini menyebarkan virus ke seluruh tubuh kucing. Peradangan serius akan terjadi di sekeliling pembuluh darah di dalam jaringan tubuh dimana sel tersebut berada, biasanya di perut, ginjal dan otak. Sekali kucing terkena FIP klinis melibatkan satu atau lebih system dalam tubuh kucing, penyakit ini akan berkembang dan selalu berakibat fatal. Gejala klinis yg diderita kucing tergantung pada pembuluh darah di bagian mana yang rusak dan organ tubuh di bagian mana yang disuplai pembuluh darah tersebut.

Penularan FIP

FCoV sangat mudah menular, menginfeksi hampir semua kucing di sekitarnya. Penyebab utamanya adalah feses (kotoran) kucing yg telah terinfeksi. Kucing sehat terinfeksi karena berbagi litter box (kotak kotoran) dengan kucing yg terinfeksi. Sebab penularan lainnya kemungkinan dari serpihan feces yg menempel pada sepatu, baju, tangan pemilik atau litter scoop ( serok kotoran). Kucing sehat akan menelan serpihan tersebut ketika sedang grooming (menjilat2 bulu) atau mungkin partikel2 feses mengkontaminasi makanan.

FCoV kadang2 dilepaskan dari air liur, berbagi mangkuk makanan, Mutual grooming (saling menjilat) atau terkena bersin dapat menularkan infeksi ini. FCoV tidak pernah melewati plasenta, sebagian besar anak kucing terinfeksi setelah berumur 5-7 minggu ketika antibodi yg mereka terima dari air susu induknya mulai berkurang.

Gejala FIP

Kucing yg terinfeksi FCoV sering tidak menunjukkan gejala. Beberapa kucing menunjukkan gejala infeksi pernafasan ringan seperti bersin, mata berair dan pilek. Kucing yg lain mungkin menunjukkan penyakit pencernaan ringan seperti diare. Hanya sebagian kecil kucing yg terkena FCoV yg berkembang menjadi FIP klinis. Secara umum pada awalnya kucing akan menunjukkan gejala yg tidak spesifik seperti hilang nafsu makan, berat badan turun, depresi, bulu kusam dan kasar, dan demam.

Gejala klinis yang perlu diwaspadai diantaranya berat badan turun, demam yang terjadi terus menerus dan tidak bisa sembuh dengan antibiotik, menolak makan, kucing terlihat lebih malas dari biasanya, perut yang tiba2 membengkak (asites), terjadi perubahan warna pada iris mata, kucing sulit bernafas (bernafas lewat mulut), kucing kejang mendadak, kehilangan keseimbangan, canggung, dan perangainya berubah.

Apabila anda pembiak kucing, waspadai kemungkinan FCoV terjadi pada anak kucing anda apabila tidak seimbang besarnya pada waktu dilahirkan, diare pada minggu ke 5 – 7 setelah dilahirkan, bersin dan keluar kotoran pada mata.

FIP basah (effusive FIP) dan FIP kering (non effusive FIP)

FIP basah adalah bentuk akut dari FIP, dimana banyak pembuluh darah rusak dan cairan mengalir ke perut dan thorax. Apabila pembuluh darah di perut yang rusak, perut akan membengkak dan berisi cairan yg disebut asites. Apabila pembuluh darah di thorax yang rusak maka cairan mengalir ke dada dan menekan paru2, menyebabkan kucing sulit bernafas.

FIP kering adalah bentuk yg lebih kronis dari penyakit ini. Gejala penyakit pada FIP kering hanya terlihat samar2 saja seperti menolak makan, bulu kusam, turunnya berat badan. Banyak kucing dengan FIP menjadi kuning (icteric), kalau anda melihat kelopak mata bagian dalam akan terlihat kuning, kalau kucing memiliki warna hidung yg pucat, hidung akan terlihat kuning.

Banyak kucing dg FIP kering menunjukkan perubahan warna mata, biasanya pada iris mata yg terlihat berwarna coklat (bagian berwarna pada mata disekeliling pupil mata). Kucing mungkin mengalami pendarahan pada mata atau muncul selaput putih pada mata. Sekitar 12% kucing dengan FIP kering menunjukkan gejala gangguan syaraf, hilang keseimbangan (terhuyung2/jatuh pada waktu berjalan), kepala bergetar, mata akan bergerak cepat dari sisi yang satu ke sisi yang lain (tidak fokus).

Diagnosa FIP

  1. ELISA, IFA dan tes netralisasi virus dapat mendeteksi adanya FCoV pada kucing, tetapi tes ini tidak dapat membedakan macam2 strain dari FCoV. Hasil positip hanya menunjukkan bahwa kucing pernah terinfeksi FCoV tetapi bukan virus penyebab FIP. Kucing yg sehat dengan titer antibodi tinggi bukan berarti pembawa dan penyebab FIP dibanding dg kucing yg titer rendah. Kucing sehat dg titer tinggi akan aman dari kemungkinan menderita FIP di kemudian hari.
  2. Tes lain yg sedang dikembangkan untuk mendeteksi virus ini adalah tes immunoperoxidase. Tes ini mendeteksi sel yang terinfeksi virus di dalam jaringan tubuh, tetapi tetap diperlukan biopsy dari jaringan yg terinfeksi diperlukan untuk evaluasi ulang.
  3. Tes antigen lainnya menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi material genetic virus pada jaringan atau cairan darah. Tetapi tes ini hanya bisa mendeteksi FCoV secara umum, bukan virus penyebab FIP.
  4. Sampai saat ini, tidak ada cara untuk mendiagnosa FIP pada kucing sehat, satu2nya jalan adalah dengan biopsy atau analisa jaringan pada saat autopsy. Secara umum, dokter hewan mungkin akan menggunakan diagnosa dugaan yg dapat dibuat dengan keyakinan yg tinggi dengan cara mengevaluasi sejarah kucing tersebut, gejala yang muncul, menganalisa cairan (kalau ada) dan hasil dari laboratoorium termasuk titer antibody Coronavirus yg hasilnya positip.
Dapatkah FIP disembuhkan?

Sayangnya, tidak ada obat atau pengobatan yang efektif untuk FIP pada saat ini. Pengobatan hanya bisa memperpanjang umur kucing, tidak bisa menyembuhkan. FIP selalu berakibat fatal. Pengobatan hanya beruba perawatan suportif seperti perawatan yang baik, nutrisi, dan meringankan peradangan. Kucing dengan FIP sering diberi pengobatan dg corticosteroid, obat2an cytotoxic, dan atibiotik. Perawatan supportive termasuk terapi cairan, menyedot akumulasi cairan, dan tranfusi darah.

Pencegahan FIP

  1. Menjaga kucing selalu dalam kondisi sesehat mungkin, dan meminimalkan kontak dg kucing yg membawa FIP.
  2. Litter box harus dibersihkan setiap hari, box harus dibersihkan secara menyeluruh dan diberi desinfektan secara teratur.
  3. Mengkarantina kucing baru dan kucing yang dicurigai membawa FIP di ruang terpisah
  4. Mencegah populasi kucing yg terlalu padat.
  5. Memberikan vaksin secara teratur.
  6. Memberikan nutrisi yang baik dan layak untuk kucing.
  7. Vaksin yang terdaftar saat ini adalah Primucell FIP produksi Pfizer Animal Health (belum ada di Indonesia), tetapi vaksin ini tidak terlalu efektif mencegah FIP. Vaksin ini juga tidak direkomendasikan secara umum oleh American Association of Feline Practitioners Feline Vaccine Advisory Panel. Vaksin ini diberikan secara intranasal pada kucing berumur minimal 16 bulan
Sumber vet.cornell.edu, dr-addie.com, dari berbagai sumber

Rabu, 25 Maret 2009

Cytauxzoonosis

Apakah Cytauxzoonosis itu?

Cytauxzoonosis adalah infeksi serius dan berakibat fatal yang disebabkan parasit bersel satu, Cytauxzoon felis. Parasit ini menyebabkan beberapa gejala klinis dan tingkat kematian yang tinggi (lebih dari 95%) dan menyerang seluruh organ tubuh kucing. Penyakit ini belum lama ditemukan, pertama kali dilaporkan pada tahun 1976.

Penularan pada kucing

Penyakit ini disebarkan oleh caplak anjing (tick). Kucing terinfeksi Cytauxzoon felis karena inokulasi dari sporozoit pada waktu digigit caplak. American Bobcat adalah inang dari penyakit ini dan biasanya hanya menderita gejala ringan apabila terinfeksi. Kucing domestik hanya menjadi inang secara kebetulan dan biasanya mengalami gejala yang sangat serius, dan sebagian besar mengalami kematian akibat penyakit ini. Penularan langsung dari binatang yg terinfeksi ke binatang sehat dapat juga terjadi lewat tranfusi darah, jarum suntik atau peralatan bedah yg tidak disteril dg baik, atau luka akibat gigitan kucing yg terinfeksi.

Penularan pada manusia

Penyakit ini tidak menular kepada manusia.

Gejala pada kucing

Gejala terjadi setelah kucing terinfeksi selama 6 hari. Gejala2nya adalah demam tinggi, depresi, dehidrasi, sulit bernafas (nafas pendek2) kelenjar getah bening membesar, hilang nafsu makan, kelelahan, anemia, hilang warna gusi dan hidung, kuning (jaundice) yang dengan cepat berkembang menjadi hypothermia (suhu tubuh rendah), hanya bisa berbaring, koma, dan berakhir dg kematian.

Kucing juga sering mengalami komplikasi yg disebut “disseminated intravascular coagulation” (adanya gumpalan darah yg menyumbat pembuluh darah dan terjadi di seluruh tubuh). Hal ini menyebabkan pendarahan abnormal dari kulit, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dn mengganggu aliran darah ke organ2 tubuh yg lain.

Diagnosa

  • Perubahan patologi klinis pada kucing termasuk non regenerative anemia, leukopenia (naiknya jumlah sel darah putih), thrombocytophenia (jumlah trombosit rendah), naiknya enzym2 di hati, hypoalbuminenia (kekurangan albumin).
  • Diagnosa mikroskopis dg mengidentifikasi piroplasma pada erythrosit, identifikasi organisme pada limpa, kelenjar getah bening, dan aspirasi sumsum tulang.
  • Serologi dan isolasi kultur tidak tersedia untuk Cytauxzoon felis.
  • Beberapa tahun terakhir PCR untuk seluruh darah tersedia, Tapi hasilnya harus dianalisa dg hati - hati karena tenik yg digunakan oleh setiap laboratorium berbeda.
Pengobatan

  • Tingkat kematian akibat Cytauxzoon felis sangat tinggi, walaupun beberapa strain dari parasit ini sepertinya bisa disembuhkan dg terapi.
  • Imidocarb diproprionate (diberikan 2 kali dalam jangka waktu 14 hari) diikuti atropine atau glycopirrolate direkomendasikan saat ini. *)
  • Beberapa merekomendasikan menggabungkan terapi imidocarb diproprionate dg enrofloxacin (12 jam selama 10 hari) *)
  • Hemolytic Anemia (anemia akibat rusaknya erythrosit) sering terjadi setelah pemberian imidocarb, pada beberapa kasus mungkin memerlukan tranfusi darah. (Indonesia belum punya bank darah kucing, hikkkkssssss… PDHI rasanya perlu nih, bikin bank darah khusus binatang).
  • Penanganan supportive yg agresif diperlukan bagi kucing untuk pulih dari beberapa penyakit.
  • Paravaquone, buparaquone, sodium thiacetarsamide dan tetracycline tidak efektif untuk penyakit ini.
*) Dosis tidak disertakan disini supaya anda tidak coba – coba mengobati sendiri kucing yg sakit. Pemberian obat – obatan diatas harus dengan pengawasan dokter. Maaf lahir batin yah … hehehe..

Pencegahan

  1. Kucing harus dipelihara di dalam rumah. Apabila kucing diperbolehkan berkeliaran di luar rumah harus rutin diberi obat anti kutu yang bisa bertahan lama di tubuh kucing misalnya Frontline, Revolution spot on dll.
  2. Menghindari daerah yang banyak caplak dan memotong semak belukar di halaman rumah dan memotong rumput sependek mungkin untuk mencegah berkembangnya caplak dn mencegah binatang2 liar seperti misalnya tikus dll memasuki halaman dan membawa caplak masuk halaman rumah.
  3. Tidak tersedia vaksin untuk mencegah infeksi karena Cytauxzoon felis.
Terjawab sudah rasa penasaran saya akan penyakit “parasit darah” yang sudah menyerang beberapa kucing milik teman2 . Dibela2in browsing2 Uncle Wiki saking penasarannya dan ternyata cukup bikin sakit kepala parah karena menerjemahkan istilah2 medis, duhhh.. asli mabok beratttttt … hiahiahia..

Sumber : Wikipedia, Peteducation, Vet.uga.edu, dari berbagai sumber

Rabu, 25 Februari 2009

SETAHUN HASILKAN 50 EKOR, TERJUAL HABIS

Bisnis ternak kucing tak banyak dilirik orang. Tapi Yeni Puspita, asal kota Mojokerto, menekuni bisnis langka tersebut sejak 2004. Dia berhasil mengembangbiakkan kucing Persia. Beberapa kucing terlihat di rumah Yeni Puspita Jl….(sorry disensor). Kucing2 berbulu lebat dimasukkan ke kandang berukuran kecil yg berjajar rapi.

Selain makanan, dalam kandang disediakan ember plastik, yang berfungsi sebagai tempat kencing dan berak kucing. “Kalau dibiasakan, kucing tidak berak dan kencing di sembarang tempat. Semua dimulai dari kebiasaan” ungkap Yeni.

Selain kandang kucing di luar rumah, sebagian besar kucing peliharaan Yeni di tempatkan di dalam rumah. Begitu Yeni membuka pintu, kucing2 tersebut secara bersamaan mendekatinya. Yeni menunjukkan tempat kucing- kucingnya memperbanyak keturunan.

Perempuan kelahiran Ponorogo 24 Juli 1981 tersebut memanggil satu persatu kucingnya. Salah satunya Luki yang sekarang berumur 4 tahun. “Tak hanya diberi makan, tapi dimandikan dan disisir. Untuk menyisir bulu2 itu, dua hari sekali diberi bedak”Kucing2 tersebut dimandikan dengan air hangat seminggu sampai 2 minggu sekali. Setelah itu, mereka dihanduki dan bulunya dikeringkan. “Terakhir, kucing diberi parfum. Ada parfum sendiri” ungkapnya.

Ada 15 ekor kucing betina dan 4 ekor kucing jantan yg dimiliki Yeni. Dalam setahun induk kucing tersebut bisa menghasilkan 40-50 ekor anak kucing. Rata2 terjual habis karena peminatnya tinggi. Dalam setahun satu ekor induk betina bisa melahirkan anak sampai 3 kali. Ada kucing yg melahirkan sampai 7 ekor. Kucing milik Yenipun prnah mengalami hal itu. “Untuk mengembangbiakkan 15 ekor kucing betina, cukup dg 4 ekor pejantan” katanya

Karena ternak, Yenipun menjual anak kucing tersebut. “Penetapan harga dipengaruhi beberapa pertimbangan. Kucing berhidung pesek lebih mahal dibanding yang mancung. Selain itu kondisi bulu dilihat, semakin tebal bulunya semakin mahal.” Jelasnya

Anak kucing yang bisa dijual rata2 berumur 3 bulan. Harganyapun bervariasi. Harga paling murah 800rb/ekor. Yeni pernah menjual kucing agak pesek seharga 1.700.000/ekor. “Kucing Persia memang manja dan minta diperhatikan” ungkapnya.

Abi Mukhlisin, Mojokerto
Jawa Pos, Rabu, 25 Februari 2009 hal 13 (Jawa Timur)

Seandainya kucing bisa bicara..Seandainya kucing diberi akal budi dan bisa mengadukan nasibnya ke pengadilan..Seandainya kucing jantan dan betina punya kemampuan melawan manusia dan menolak dijadikan mesin untuk produksi massal kaya gini, kira2 apa yang mereka akan lakukan yah?

Saya cuma berpikir aja, gimana caranya kita menjangkau orang2 seperti ini dan memberi pencerahan, gimana caranya kucing2 Persia yang pemiliknya nggak sadar kesehatan dan aturan breeding dg benar supaya menjadi lebih sejahtera? Sedih banget bacanya, tapi saya sadar, saya berdiri melawan arus.. memang sebuah tantangan dan PR besar yg nggak akan selesai dalam sekejap.

Media nggak berhenti2nya memberitakan betapa menggiurkannya dan manisnya “bisnis” kucing ini, tapi ujung2nya memberikan pemahaman yang salah kepada masyarakat. Tidak disampaikan dg gamblang resiko breeding itu apa. Resiko breeding juga besar lho, nggak sekali dua saya dengar kucing teman2 yang dibeli dg harga puluhan juta mati karena melahirkan, anakan terlahir cacat (cacat genetik) dan membutuhkan biaya dokter dan obat2an rutin yg harganya mahal, belum lagi kalau anakan lahir dg false colour, atau melenceng jauh dr breed standardnya.

Kucing2 dg kualitas pet ini akhirnya dijual tanpa disteril, jatuh ke tangan pabrik kucing atau Backyard breeder, nah mulailah mereka memproduksi massal kucing Persian, sampai seperti saat ini Persian sudah overpopulasi dan harganya jatuh sampai ke level yang nggak masuk akal (Rp 300rb -Rp 500rb). Mudah2an ada kesadaran dari cattery2 untuk mensteril kucing2 pet nya. Karena masalah overpopulasi Persian ini akan selalu menjadi lingkaran setan yg tidak berujung.

Yah, sepertinya nggak banyak yg bisa saya lakukan, saya lakukan yg saya bisa, mulai dari mengedukasi diri sendiri, keluarga, teman, tetangga. Walaupun yang saya lakukan nggak seberapa, tapi setidaknya saya sudah berusaha. Semoga semakin banyak teman2 yang bersedia meluangkan waktu dan memberi pemahaman kepada para newbie, semoga kucing2 Indonesia menjadi lebih sehat dan sejahtera di masa mendatang.. Amin.

Rabu, 18 Februari 2009

Seminar pakan kucing FKH UGM Yogya



Hari Sabtu tanggal 14 Februari 2009, ikut seminar mengenai pakan kucing di FKH UGM Yogya, ini nih oleh2nya..(yang penting2 aja yah yg ditulis)

Dari Prof. Hastari Widyastuti :
  • Kucing tidak memerlukan Karbohidrat.
  • Protein diperlukan untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh. misalnya : rambut, kulit, organ2 tubuh, otot, enzym dan hormon. Selain itu protein diperlukan untuk mengatur metabolisme (misalnya insulin dan thyroxin).
  • Lemak diperlukan kucing untuk menjaga kondisi kulit dan bulu, sumber dari asam lemak esensial, sumber energi, penyekat dan pelindung organ dalam tubuh, sumber dari vitamin yg larut dalam lemak (A,D,E,K), menghasilkan aroma makanan yg menarik bagi kucing.
  • Memberi makan pada kucing adalah memberi makan dalam jumlah yang benar dan bernutrisi seimbang untuk men support fungsi2 tubuh, mendukung tumbuh kembang, sebaiknya makanan yang baunya disukai kucing.
  • Diet seimbang adalah diet yang mencukupi keperluan nutrisi dan energi dari kucing sesuai dengan umur dan gaya hidup kucing. Kucing outdoor yang lebih banyak aktivitas di luar rumah membutuhkan energi yg lebih banyak dari kucing indoor.
  • Kucing dewasa membutuhkan 4x protein dari manusia dewasa, kitten memerlukan 10 x protein dari bayi manusia.
  • Kucing membutuhkan satu atau lebih asam lemak essensial dalam jumlah besar, asam linoleat dan asam linolenik
  • Asam arachidonik dibutuhkan kucing karena rendahnya enzym desaturase yang mensintesa Asam arachidonik dari asam linolenik
  • Arginine adalah salah satu asam lemak yang dibutuhkan kucing dan hanya ditemukan dalam daging mentah. Setelah sekali diberi makan makanan yang bebas arginine dalam diet kucing yg terjadi adalah *):
  1. Hyperammonemia (naiknya kadar ammonia dalam darah)
  2. Lemas
  3. Muntah2
  4. Hyperglycemia (gula darah tinggi)
  5. Hypersalivation (air liur berlebihan)
  6. Tidak mampu berdiri
  7. Hilangnya berat badan yg sangat cepat (5-10% berat badan/hari)
*) Morris & Rogers 1978

  • Taurine sangat dibutuhkan kucing, digunakan pada konjugasi asam empedu. Kucing hanya dapat menggunakan Taurine, dan tidak dapat menggunakan asam glikokolat. Kekurangan taurine menyebabkan kebutaan dalam jangka waktu 9 bulan (feline central retinal degeneration) dan gangguan pada jantung. Sumber2 taurine adalah daging mentah (ikan, unggas, daging merah), taurine kristal.
  • Kucing memerlukan tambahan vitamin A (retinol) di dalam dietnya karena tidak dapat mengubah beta carotene menjadi vitamin A. Jadi percuma aja memberi wortel, labu kuning dll, karena kucing cuma mendapat ampas dan seratnya saja.
  • Kucing tidak dapat mensintesa vitamin D, konsentrasi 7-DHC (7-dehydrocholesterol - pembentuk vitamin D3) di kulit kucing paling rendah dibanding binatang lainnya.
  • Kucing memerlukan Niacin (vitamin B3), dapat disintesa dari asam amino Tryptophan. Kucing yang diberi diet tanpa Niacin akan mati dalam 20 hari.
  • Kucing adalah karnivora sejati, karenanya membutuhkan jaringan tubuh hewan untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.
  • Kucing cenderung menjadi pemburu/predator dan mempunyai gigi untuk menyobek dan mencabik makanan tapi hanya sedikit mempunyai kemampuan mencerna makanan.
  • Saluran usus kucing sangat pendek, dan menyerap kira2 10% nutrisi lebih sedikit dibanding anjing. Hal ini tidak terlalu berpengaruh pada kucing yang memakan makanan yang sangat mudah tercerna dari daging binatang dan jaringannya. Tapi penyerapan nutrisi sangat berkurang pada kucing pada kucing yg diberi makanan berkualitas rendah yang biasanya banyak mengandung serat yang tidak dapat dicerna kucing.
  • Diet kucing harus mengandung jaringan tubuh binatang dan sumber protein yang berkualitas.
  • Cara yang paling mudah menjamin ketersediaan nutrisi yg dibutuhkan kucing adalah memberi kucing makanan komersial yang lengkap dan seimbang sesuai dengan umur kucing.
  • Cara terbaik memilih makanan kucing adalah makanan yang sesuai dengan persyaratan dari AAFCO
  • Kucing mempunya kecenderungan makan makanan dalam jumlah sedikit 8 sampai 16 kali dalam 24 jam.
  • Kucing lebih menyukai makanan hangat, setidaknya suhu ruang.
  • 2x makan sehari adalah frekwensi minimum pemberian makan pada kucing pada kucing dewasa. Anak kucing, induk hamil atau menyusui dan kucing sakit memerlukan frekwensi yang lebih sering. Pemberian makan yg dibatasi/dijadwal cenderung menaikkan PH urin, beresiko pada pembentukan sturvit yg menyebabkan pembentukan batu pada saluran kencing.
  • Pemberian pakan yang selalu tersedia (tidak dibatasi/ad libitum) akan membuat kucing mengatur sendiri waktu makannya sesuai dengan perilaku alaminya. Frekwensi makan yang pendek meningkatkan kemampuan mencerna. Hal ini sulit diterapkan pada makanan kaleng yang akan rusak pada suhu ruang. Pemberian makan yang tidak dibatasi dapat menyebabkan kegemukan.
Dari Drh. Slamet Raharjo :

  • Ciri2 kucing sehat : Aktivitas normal, parameter fisik normal (mata, hidung, telinga, kulit, bulu), defekasi (BAB) dan Urinasi (BAK) normal. Data fisiologis normal (suhu tubuh 38 - 39,5C, Denyut nadi 110 - 140 x/menit, frekuensi nafas 24-42 x/menit)
  • Gangguan kesehatan akibat kesalahan manajemen pakan : Malnutrisi, rakitis (tulang lunak & mudah patah, biasanya terjadi pada kitten), Osteoporosis, Diare, sembelit, FUS (Feline Urinary Syndrome)
  • Kesalahan manajemen pakan yang sering ditemukan : Malnutrisi (kurang gizi) kurang Kalsium (Ca), kurang vitamin A & D, kurang Thiamin ( vitamin B1)
  • Malnutrisi terjadi akibat pemberian pakan yang salah, ketidak seimbangan nutrisi, tidak cukup nutrisi, pakan yang tidak dapat dicerna. Kesalahan pakan yang sering ditemukan : jumlah pakan kurang, memberi makan putih telur mentah, daging mentah, susu, dogfood, tulang.
  • Pakan kurang terjadi karena jumlah pakan terlalu sedikit atau nilai gizi rendah. Ciri2nya kucing kurus, nafsu makan tetap baik, kulit dan bulu kusam, kemampuan reproduksi jelek. Pencegahan : beri pakan yang cukup kualitas dan kuantitas.
  • Malnutrisi karena putih telur mentah. Putih telur mentah mengandung protein yang berinteraksi dg biotin dan akhirnya menyebabkan kekurangan biotin. Ciri2nya kulit bersisik, bentukan sekret (lendir) kering di sekitar mata, hidung dan mulut.
  • Malnutrisi karena daging mentah. Berbahaya karena mengandung ookista toxoplasma. Kandungan phospornya sangat tinggi dibanding kalsium (rata2 15 : 1) menggangu keseimbangan kalsium, terutama pada kucing yg sudah diberi makanan komersial yang sudah mengandung phospor. Pencegahan: diet seimbang & makan daging matang.
  • Malnutrisi karena susu. Susu kambing dan susu sapi mengandung laktosa tinggi. Kucing kekurangan enzim laktase sehingga berakibat diare. Diare mengganggu penyerapan nutrisi. Pencegahan : Beri susu khusus kucing, hentikan pemberian susu.
  • Malnutrisi krn dogfood. Dogfood tidak cocok untuk kucing, karena tidak cukup protein dan kandungan Taurin rendah (kucing perlu taurine 2x lipat dari anjing). Pencegahan, tidak diberi dogfood, diet seimbang.
  • Malnutrisi krn tulang : Anatomi rahang kucing tidak didisain mengunyah tulang. Serpihan tulang yang tajam dapat menyangkut di kerongkongan dan melukai dinding lambung & usus. Pencegahan : Tidak diberi tulang panjang (pipa), diet seimbang.
  • Defisiensi (kekurangan) kalsium. Terjadi karena asupan kalsium rendah & phospor tinggi. (rasio ideal 1,5:2). Efek negatif : hipokalsemia (kekurangan kalsium). Pada individu muda rakitis (tulang lunak) dan tulang bengkok. Pada individu tua osteoporosis, osteomalasia, patah tulang/fraktur.
  • Defisiensi vitamin A & D. Jarang terjadi pada kucing. Disebabkan oleh pakan bermutu rendah (cereal) Asupan vitamin A & D rendah.
  • Defisisensi Tiamin (B1) terjadi karena pakan ikan mentah. Efek negatifnya : kelemahan saraf, membrana nicitans (kelopak mata ketiga) melebar, malas makan, jalan sempoyongan. Pencegahan : hindari ikan mentah, suplemen vitamin B1.
  • Ekses (kelebihan) dalam diet kucing yang sering terjadi adalah : ekses phospor, ekses Kalsium, ekses Vitamin A & D.
  • Ekses Phospor terjadi karena asupan phospor terlalu tinggi (biasanya karena diberi pakan daging murni) dan asupan kalsium terlalu rendah. Efek negatif demineralisasi menyebabkan abnormalitas tulang. Pencegahan, diet pakan dg imbangan kalsium dan phospor seimbang.
  • Ekses kalsium terjadi karena asupan kalsium berlebih, penyerapan kalsium dari usus berlebih, asupan phospor terlalu rendah. Efek negatif hiperkalsemia, induksi penurunan resorbsi kalsium dari tulang, deposisi tulang over menyebabkan kartilago (jaringan tulang rawan) lebih tebal dan pecah masuk ke rongga sendi. Pencegahan : diet pakan kalsium dan phospor seimbang.
  • Efek negatif akibat kesalahan pakan yang sering dijumpai : muntah, diare, FUS, konstipasi, megacolon.
  • Muntah dan Regurgitasi. Muntah adalah pengeluaran makanan dari lambung dimana pakan sudah sebagian tercerna. Regurgitasi adalah pengeluaran makanan dari lambung dimana pakan belum tercerna. penyebab, infeksi mikroba, parasit, toksin, mabuk, nutrisi dll. Pencegahan : evaluasi penyebab dan mengeliminir penyebab.
  • Diare adalah peningakatan jumlah dan frekwensi defekasi (BAB) dan konsistensi feces. Penyebab : infeksi mikroba, parasit, toksin, nutrisi dll. Terjadi karena peningkatan peristaltik usus sehingga air tidak sempat diserap usus dan colon/rektum. Pda kasus parah dapat disertai darah. Efek negatif : dehidrasi, acidosis, lemah, koma, kematian. Pencegahan evaluasi penyebab, obati sesuai penyebab, pakan seimbang, sanitasi.
  • FUS. Faktor prediposisi : breed/ras kucing, jenis kelamin, kastrasi/steril, nutrisi, ph urin terlalu basa.
  • Predisposisi sex dan nutrisi : jantan lebih rentan dari betina, jantan yg dikastrasi lebih rentan daripada yang tidak dikasrasi, berhubungan dg saluran kencing yang panjang dan sempit, nutrisi dan kandungan mineral yang tinggi (kalsium dan oksalat).
  • Faktor pendukung FUS : Infeksi, jarang minum, jarang urinasi (BAK), intake mineral tinggi, atopi/tidak diketahui
  • FUS gejala yang timbul : sering urinasi, sulit urinasi, darah dalam urin, kontrol PH urine, kontrol asupan mineral.
  • Konstipasi dan megakolon. Konstipasi adalah timbunan feses keras dalam rektum sehingga kucing kesulitan defekasi. Megakolon adalah konstipasi yang disertai pembesaran kolon (usus besar). Penyebab : hairball, memakan tulang, obstruksi/konstriksi, kelemahan saraf, kurang bergerak (olah raga). Pencegahan : diet seimbang, serat tinggi. Dalam kasus parah perlu pemberian enema (obat pencahar) bahkan operasi.
Dari Drh. Gunadi :

  • Kucing outdoor lebih mudah terkena penyakit menular daripada kucing indoor karena kucing outdoor lebih banyak kontak dengan kucing di luar rumah.
  • Karakteristik diet : kucing membutuhkan makanan berupa binatang untuk memperoleh beberapa nutrisi penting yang tidak terdapat pada tumbuh2an.
  • Anak kucing tidak boleh diganti makanannya karena biasanya akan menyebabkan diare. Penggantian sebaiknya dilakukan setelah usianya cukup dewasa.
  • Kucing adalah karnivora, karenanya membutuhkan: Protein lebih tinggi, Arginine (diperlukan untuk enzym pencernaan). Taurin dan methionin (diperlukan untuk kerja jantung), Lemak, Asam arachidonik untuk sitem imun (kekebalan tubuh). Asam linoleat dan vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K).
  • Air minum harus tersedia sepanjang waktu untuk meningkatkan volume urine dan dan ginjal yg sehat.
  • Vitamin A diperlukan untuk kulit, mata, sitem reproduksi, kelebihan vitamin A akan menyebabkan kerusakan hati, sendi dll.
  • Kekurangan vit B terjadi karena kekurangan Thiamin. Menyebabkan berat badan turun dan ataxia.
  • Kucing memerlukan mineral. Magnesium (magnesium ammonium phospate/struvite) diperlukan untuk memelihara cairan tubuh. Mineral diperlukan untuk tulang, otot, jantung dll.
  • Karena bentuk mukanya yang datar, kucing persia tidak boleh makan makanan basah karena berisiko masuk ke dalam hidung.
  • Berat badan Persia jantan normal antara 3.3 - 4.2 kg, Persia betina 2.3 - 4.2 kg.
  • Kucing hamil harus makan makanan khusus untuk kucing hamil (misalnya Royal Canin Queen). Makanan untuk kitten/babycat tidak mencukupi kebutuhan nutrisi induk hamil dan menyusui. Induk hamil dan menyusui membutuhkan kandungan energi dan lemak yang lebih besar dari biasanya. Zat yang penting pada masa hamil dan menyusi adalah EFA dan Taurine. Zat yang penting pada masa kehamilan Betacarotene, asam folat, dan trace element. Zat yang penting pada masa menyusui adalah carnitine dan immunity booster.
  • Makanan khusus untuk induk hamil bertujuan mengurangi resiko cacat pada anakan, memperbanyak air susu, bobot anakan seragam, anakan jumlahnya lebih banyak (loh???? Agak mikir juga denger statement ini, kayanya sih, anakan banyak atau nggak dipengaruhi faktor genetik juga kayanya, trus berapa sel telur yang dilepas betina pada waktu pembuahan, lha kalo hamil trus jumlah janinnya nambah karena faktor makanan/hormon, apa mungkin ya?)
Huah...akhirnya selesai juga nih report seminarnya, krn saya orang awam, dan seminarnya buat dokter hewan, lumayan puyeng juga nerjemahin istilah2 kedokteran yang aneh2. Nah, setelah baca2 hasil seminar diatas, masih ada nggak ya, yang berani kasih makan kucingnya nasi pindang cuek? Atau nasi campur cat food? Atau cakar ayam? Serem ahhhhh..


Senin, 16 Februari 2009

16th FIFE-ICA International Cat Show - Yogya





Setelah beberapa hari ribet mempersiapkan Prince ikut kontes, akhirnya datang juga harinya. Persiapan kali ini nggak seberapa maksimal, krn Prince sempat bersin2 & batuk2 10 hari sebelum kontes, jadi ya….nggak bisa sering2 dimandiin seperti kucing temen2 yg lain. Harusnya 2 atau 3 hari sekali mandi menjelang kontes sih ya. Tp melihat kondisinya, saya baru berani mandiin sehari sebelum kontes. Masih dengan shampo yg dulu, belum ganti merk, hehehe (special thanks buat Bp Luki – Mitacats atas rekomendasinya).

Sehari sebelumnya udah sampai di Yogya, tp buku vaksin ketinggalan, halahhh.. Terpaksa ngerepotin orang rumah buat anter ke Yogya, untungnya deket, nggak lucu kayanya kalo nyampe Jakarta ato Surabaya trus bukunya ketinggalan, amit2 wiss.. Sempet agak bingung krn sampai H-1 blm ada pembagian jadwal untuk masing2 divisi warna dr panitia. Sampai nanya2 kesana sini, untung dikabarin sm Lia & Pak Luki kalau daftar ulang jam 9 pagi, semua kucing harus datang.

Proses pendaftaran jg sempet bikin puyeng newbie spt saya ini. Di kontes Internasional sebelumnya di Surabaya, data2 sire/damnya nggak diminta, nggak dicantumin di booklet juga. PC Prince sedang dalam proses waktu itu. Sy pikir semua sudah set, sdh transfer uang pendaftaran, sdh nyebutin nomer pedigree & kode EMS. Ternyata… setelah hampir semingguan dikasih tau sm Lia harus kirim data2 indukan, & kode EMS masing2 indukan. Lhaaa kok panitianya nggak kabarin saya kalo ada jadwal kumpul paginya, nggak bilang juga kalau harus kumpulin data2 indukan? Alhamdulillah saya cukup beruntung punya temen2 yg baik hati & mau bagi2 info, kalo nggak punya kenalan pemilik cattery trus gimana?

Hari pertama sangat melelahkan. Semua kucing tumplek blek di gedung minus kelas novice dan housecat yg dijadwal keesokan paginya (ada sekitar 150an kucing pedigree hari itu kalau nggak salah). Pagi itu saya pusing muter2 gedung cari panitia yg bawa nomer, vet in, trus muter2 lagi cari panitia yg bawa booklet, muter2 lagi cari kandang, muter2 lagi karena di booklet salah kelas, baru 9 bulan tapi masuk ke kelas open, huaduhhhh… saya berharap di gedung itu ada yg buka praktek pijat refleksi, capekkkk bangettt… mana sehari sebelumnya udah gedubrakan mandiin Prince.

Kucing2 dari ras Exotic dijuri lebih dulu, selanjutnya Persian sampai nomer undian 90an, nomer selanjutnya & kelas Maine Coon baru keesokan harinya. Kontes hari pertama selesai jam 8an malem, fhewww… badan rasanya nyeri2 semua, AC nya dingiiiinnn.. duh, mudah2an nggak kumat flunya. Untung Prince dr awal datang tidurrrrrr mulu, dasar tukang molor... Prince dapet giliran esoknya krn dia bicolor, biasanya dijuri belakangan.

Paginya, krn takut Prince kecapekan & ngedrop, nggak dimandiin deh.. Cuma di waslap aja bulu dadanya yg suka kucel, dikasih Goop & shampoo, dah dikucek & diseka waslap basah sampai bersih. Dikeringin, dikasih dry shampoo & anti static andalan, dah…selesai. Jadi panik sendiri krn jurinya ketat banget di grooming, nggak boleh ada noda di leher, bawah kaki, sudut mata dll. Jurinya sudah kasih warning kalau ada kucing bagus, tp groomingnya jelek & ada noda2nya, walopun standar breednya bagus, nggak masuk nominasi. Huaaaaa udah dikeringin bulunya, kok belum ilang juga nodanya ya? Sambil komat kamit berdoa, akhirnya kupotong bagian bulu dada yg bernoda saking putus asa, hihihi.. Selesai dipotong, walah???? Kok malah jadi aneh bentuknya? Panjang pendek, ngasal banget, bentuknya nggak rapih sama sekali, stylist nya nggak sekolah potong bulu kucing, taunya potongin sayur doang hehehe.. Ya berharap2 aja semoga kepalanya nggak didongakkan keatas sm jurinya, kalo liat ke atas, baru keliatan potongan acak adul ala salon dodolnya jeng Diah hehehe… Bismilllahhhhh….Bismillahhhhh… semoga nggak diangkat dagunya sm juri, hiksss…

Show hari kedua lebih mulus dari hari pertama. Tempat duduk peserta udah dilebarin spacenya sm panitia (seneng banget, panitianya responsive nih) lebih lega buat grooming kucing. Sipppp!!! Prince tidur lagi dg style ular melingkar favoritnya, biarin aja deh.. ntar klo udah deket gilirannya dibangunin. Udah deket gilirannya kubangunin Prince, lahhh??? Kok merem melek melulu? Bangun woiiii!!! Untung sebelumnya sempet dites mata pakai Tears Natural dr pak Sugeng, digrooming2 bentar & dibedak2in sm papanya (makasihhhh banget ya pak Sugeng).

Begitu dimasukkin kandang lagi, lohhhhh..kok tidur lagi? Sama mbak Elly dikasih hibahan catnip bubuk 1 sachet, nah looooo…cium2 sana gih, emang bisa bobok nyenyak sambil bauin catnip? Hihihi.. mengutip sedikit dr tag iklan deodorant, “The catnip effect, irrestistible! ” hahaha… Byar!!! Langsung mata Prince melek lebar2 heboh endus2 sana sini, hihihi.. sampai di atas panggung jg masih lebar matanya, slamet, slamet….hari ini banyak mendapat "bantuan" dari teman2, Alhamdulillah..

Sampai saatnya nominasi, Prince bersaing ketat sm Persian van impor yg emang cakep banget glekkkk..asli cakepppp banget, bikin ngiler, bolak balik Prince diangkat diliat, diangkat diliat & lamaa nunggu jurinya memilih, akhirnya Prince harus puas di urutan ke 2 Persian Junior. Tapi karena sistim yang dipakai sistim gugur, yg boleh bertanding di babak selanjutnya hanya yg juara 1 aja, ya nggak dapet rosette lagi nih hihihi.. Tapi ya nggak papalah, dapet nominasi aja udah seneng banget.. Rapot Prince menurun di forehead yg “could be more rounded”, (dulu dapet excellent) sm bentuk mata yg cuma dapet well shape kali ini, hiksss.. naik nilainya di eye color (mungkin warna mata sudah jadi krn sudah lebih dewasa) , kualitas bulu, grooming & condition. Ya sudahlah, preferensi juri beda2, pendapat juri yg satu dg yang lain jg nggak sama.

Baru ngeh juga di akhir lomba kalo ternyata kucing yg dulunya dapet sertifikat CAC bisa nggak dapet lagi krn underweight (ato mungkin bisa juga overweight? Pencerahannya kalo ada yg tau ya?), sebagus apapun kucingnya, bisa nggak dapet nominasi karena berat badan yg dinilai tidak ideal atau grooming yang buruk. Banyak kucing yg dikritik juri krn noda2 kuning & bulu yg masih terasa “berminyak” atau keriting, sampai akhirnya diumumkan kalau ICA mau bikin seminar Grooming di Internasional cat show di Jakarta bulan Juni nanti krn jurinya ahli grooming. Yayyyy!!! Nggak sabar nunggu seminarnya. Mudah2an bisa ikutan ke Jakarta & nggak barengan sama test semesterannya Gala. Bisa2 susah nih dapet exit permit dr hubby.

Secara keseluruhan kontes kali ini cukup seru (persaingannya bener2 ketat & berat). Two thumbs up buat panitia Yogya yg bisa ngumpulin segitu banyak peserta. Show kali ini kualitas pesertanya juga bagus2, seneng banget bisa dapet kesempatan join show ini. Seneng sih kalo show Yogya sukses, besok2 lagi mudah2an ada show International lagi di Yogya. Lumayan ngirit biaya, numpang nginep di mertua soalnya hihihi...